Jika kawan pernah berkunjung ke Bali menggunakan transportasi udara, kemungkinan besar kawan akan teringat dengan suasana khas di terminal kedatangan domestik Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Salah satu pengalaman yang tak terlupakan adalah aroma dan musik yang menyambut kedatangan: aroma khas Bali dan alunan musik gamelan rindik Bali. Musik tradisional ini tidak hanya menenangkan, tetapi juga menjadi simbol universal yang mewakili Bali di mata dunia. Gamelan rindik ini juga sering terdengar di berbagai tempat wisata di Bali, memberikan sentuhan autentik yang mengesankan bagi para wisatawan.
Sejarah dan Asal-Usul Gamelan Rindik Bali
Gamelan rindik Bali adalah salah satu bentuk musik tradisional yang berasal dari budaya Bali, dengan alat musik utamanya terbuat dari bambu. Musik ini dikenal karena alunannya yang khas, yang mampu memberikan dampak sosio-psikologis tertentu bagi pendengarnya. Menurut I Gede Arya Sugiartha dalam jurnal ilmiahnya, gamelan rindik merepresentasikan berbagai jenis nuansa seperti alam, pengalaman hidup, kegembiraan, dan romantisme. Nuansa-nuansa ini berhubungan erat dengan suasana hati seperti sedih, gembira, romantis, marah, takut, dan lucu.
Pada masa lalu, khususnya di era kerajaan, gamelan rindik digunakan sebagai hiburan bagi kalangan bangsawan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, fungsi gamelan rindik Bali menjadi semakin kompleks. Kini, gamelan rindik tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga digunakan dalam berbagai aspek hospitality seperti pengiring seni pertunjukan, pengantar makan, pijat, spa, relaksasi (self-healing), serta sebagai bagian dari upacara adat dan agama Hindu di Bali.