Peringatan HUT tahun ini mengusung tema “Tri Hita Karana untuk Bali Santi”, dengan harapan terwujudnya keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesamanya. Semangat tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan yang dilaksanakan sejak 17 April 2025, di antaranya sembahyang bersama, bersih-bersih pantai dan area publik, penanaman pohon, penebaran benih ikan, serta aksi sosial berupa pembagian sembako dan donor darah.
Dalam sambutannya, I Nyoman Giri Prasta menegaskan komitmen Baladika Bali sebagai organisasi masyarakat yang berdiri tegak mendukung keberadaan desa adat dan peran pecalang. “Kita sebagai ormas harus tetap tegak lurus terhadap adat, karena kita berada di bawah naungan desa adat masing-masing, apalagi desa adat dengan bhaga pawongan ada yang disebut dengan pecalang, maka pecalang ini akan memperkuat daripada itu.” tutupnya.
Sementara itu, Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi tinggi atas eksistensi Baladika Bali sebagai elemen penting penjaga keamanan dan pelestari budaya di Bali. Ia menekankan bahwa kekayaan budaya Bali tidak cukup hanya dijaga melalui seremoni, tetapi membutuhkan keberanian dan dedikasi dari para penjaga sejati. “Di Tabanan, bahkan di seluruh Bali, masyarakat kita selalu hidup dalam tatanan budaya yang luhur dari tarian, gamelan, hingga upacara adat yang selalu disambut dengan senyum ramah. Tapi semua ini tidak akan lestari jika hanya dirawat secara simbolik. Kita butuh penjaga sejati, yang siap berdiri di garis depan saat warisan budaya kita terancam,” tegasnya. @prokopimtabanan,-