Ramalan Baik Buruknya Hari Minggu, 16 Maret 2025 menurut Kalender Bali: Minggu Paing wuku Gumbreg

Facebook
WhatsApp
Telegram

Tabanan – Redite Paing Gumbreg atau Minggu 16 Maret 2025. Menurut kepercayaan masyarakat Hindu khususnya Hindu Bali, setiap hari memiliki ala ayuning dewasa, salah satunya baik untuk menanam mentimun dan tebu – Dadig Krana.

Setiap melakukan sesuatu didasarkan pada penentuan hari baik dan buruk. Penentuan hari baik dan buruk tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya, berdasarkan pada kala yang ada di hari tersebut. Di Bali, penentuan kala dan faktor mempengaruhi baik buruknya setiap hari yang berbeda-beda. Perhitungan ini tentunya menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan adat dan ritual masyarakat Hindu di Bali.

Berikut adalah Redite Paing Gumbreg atau Minggu 16 Maret 2025. Berdasarkan perhitungan kelender Bali yang dikutip dari kelenderbali.org.

Redite Paing Gumbreg atau Minggu 16 Maret 2025

  • Asuajeg Munggah. Baik untuk membuat alat-alat yang menakutkan seperti lelakut. Tidak baik untuk menanam padi, kacang-kacangan. (Alahing dewasa 3).
  • Carik Walangati. Tidak baik untuk melakukan pernikahan/wiwaha, atiwa-tiwa/ngaben dan membangun rumah. (Alahing dewasa 3).
  • Dadig Krana. Baik untuk menanam tebu, mentimun. Tidak baik untuk upacara atau yadnya, mengadakan pertemuan (rapat), berenggama. (Alahing dewasa 2).
  • Kajeng Uwudan. Tidak baik untuk menanam dan memetik tanaman. (Alahing dewasa 2).
  • Kala Gotongan. Baik untuk memulai suatu usaha. Tidak baik untuk mengubur atau membakar mayat. (Alahing dewasa 4).
  • Karna Sula. Tidak baik untuk melangsungkan perkawinan, mengambil/menangkap/membeli binatang peliharaan, mengadakan pertemuan/rapat, berbicara kepada orang lain. (Alahing dewasa 2).
  • Salah Wadi. Tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya (wiwaha, mapendes, potong rambut dll.) Pitra Yadnya (Penguburan, atiwa-tiwa/ngaben, nyekah, ngasti dll. (Alahing dewasa 3).
  • Pararasan: Laku Bulan, Pancasuda: Wisesa Segara, Ekajalaresi: Buat Manggih Suka, Pratiti: Widnyana.

 

Penulis: Sunia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *