Bali, dikenal dengan kekayaan budayanya yang luar biasa, memiliki berbagai jenis permainan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu permainan yang cukup populer adalah Megoak-Goakan. Permainan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi bagian penting dari tradisi dan budaya masyarakat Bali.
Sejarah dan Asal Usul
Permainan Megoak-Goakan berasal dari desa-desa di Bali, khususnya di daerah Buleleng. Secara etimologi, “Megoak-Goakan” berasal dari kata “goak” yang berarti gagak dalam bahasa Bali. Permainan ini melibatkan gerakan-gerakan yang menyerupai perilaku burung gagak, sehingga dinamakan demikian. Konon, permainan ini sudah ada sejak zaman dahulu dan biasanya dimainkan saat musim panen padi sebagai bentuk syukur kepada dewa-dewi atas hasil panen yang melimpah.
Cara Bermain
Megoak-Goakan biasanya dimainkan oleh anak-anak, meskipun orang dewasa juga kadang ikut berpartisipasi. Berikut adalah cara permainan ini dilakukan:
1. Peserta: Permainan ini biasanya melibatkan 5 hingga 10 orang pemain.
2. Formasi: Pemain berdiri berbaris dan berpegangan pada pinggang atau bahu pemain di depannya, membentuk formasi seperti ular.
3. Peran: Ada dua peran utama dalam permainan ini, yaitu “goak” (gagak) yang berada di barisan paling depan dan “anak ayam” yang berada di barisan belakang.
4. Tujuan: Pemain yang menjadi “goak” harus mencoba menangkap pemain yang berada di barisan paling belakang (“anak ayam”). Sementara itu, pemain lainnya harus berusaha menghindari “goak” dengan mengikuti gerakan pemain di depannya.